Menurut Taufik, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan tak dapat memaksa peternak untuk mengikuti anjuran vaksin.
"Kami sifatnya hanya mengimbau, mengarahkan. Kalaupun tidak mau divaksin, tidak bisa kami paksa," tuturnya.
Salah seorang peternak kerbau asal Desa Sejaro Sakti, Kecamatan Indralaya bernama Erlan mengaku sangat was-was dengan wabah ngorok.
"Jujur saja sangat khawatir. Kami ada 65 ekor kerbau dan alhamdulillah sudah divaksin semua," ujar Erlan.
Berdasarkan pengalamannya, wabah ngorok yang sering menyerang hewan ternak ruminansia khususnya sapi dan kerbau ini sifatnya akut atau fatal.
Penyakit ini, menurut Erlan sering terjadi terutama saat musim hujan tiba, seperti terjadi di Ogan Ilir belum lama ini.
Hewan yang terserang wabah ngorok tampak pada gejala diantaranya kehilangan nafsu makan, mengeluarkan air liur tanpa henti dan nafas tersengal-sengal.
"Jadi nafas hewan itu memang tersendat, lalu dia ngorok. Dua sampai tiga jam setelah ngorok itu, hewannya mati. Memang cepat sekali," tutur Erlan.
Dirinya berharap vaksin sapi dan kerbau di Ogan Ilir terus berkelanjutan demi kesehatan hewan ternak.
"Karena ekonomi kami kan bertumpu pada sektor peternakan ini," kata Erlan. (*)