Grebeg Syawal, Tradisi Unik Setelah Lebaran Idul Fitri di Indonesia

--
Gunungan diarak oleh abdi dalem (punggawa keraton) dengan iringan gamelan dan tarian tradisional. Prosesi ini melambangkan hubungan harmonis antara raja, ulama, dan rakyat.
Setelah sampai di masjid, gunungan didoakan oleh pemuka agama, kemudian dibagikan kepada masyarakat. Ada kepercayaan bahwa mendapatkan bagian dari gunungan membawa keberkahan.
Masyarakat biasanya berebut gunungan karena dipercaya membawa berkah. Bagian yang diambil sering disimpan sebagai tolak bala atau pupuk tanaman agar subur.
Meski berasal dari Jawa, Grebeg Syawal juga dilaksanakan di beberapa daerah dengan ciri khas masing-masing:
1. Keraton Yogyakarta
- Waktu: 1 Syawal (setelah Salat Id)
- Ciri Khas: Gunungan diarak dari Keraton Yogyakarta ke Masjid Gedhe Kauman.
2. Keraton Surakarta (Solo)
- Waktu: 2 Syawal
- Ciri Khas: Prosesi lebih meriah dengan pasukan keraton dan tari-tarian.
3. Kabupaten Demak, Jawa Tengah
- Waktu: 1 Syawal
- Ciri Khas: Grebeg Syawal digabung dengan ziarah ke Makam Sunan Kalijaga.
4. Kabupaten Cirebon, Jawa Barat
- Waktu: Minggu pertama Syawal