Candi Borobudur, Mahakarya Budaya dan Spiritual di Jantung Pulau Jawa

--

KORANHARIANMUBA.COM- Berdiri megah di tengah lanskap hijau perbukitan Menoreh, Jawa Tengah, Candi Borobudur bukan sekadar tumpukan batu kuno. 

Lebih dari itu, ia adalah mahakarya arsitektur dan seni Buddha yang memukau, saksi bisu kejayaan peradaban masa lalu, dan destinasi spiritual yang menarik jutaan pengunjung dari seluruh penjuru dunia. 

Keagungannya yang mendunia telah mengantarkannya menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1991, menjadikannya sebagai permata budaya yang tak ternilai harganya bagi Indonesia dan umat manusia.

Meskipun catatan sejarah yang pasti mengenai pendirian Candi Borobudur masih menjadi perdebatan di kalangan para ahli, diperkirakan candi ini dibangun pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra, antara abad ke-8 dan ke-9 Masehi. 


--

Periode ini merupakan masa keemasan kerajaan Mataram Kuno yang bercorak Buddha Mahayana. Nama "Borobudur" sendiri memiliki beberapa interpretasi, di antaranya berasal dari kata "Bhumi Sambhara Bhudhara" yang berarti "gunung kebajikan sepuluh tingkatan".

Proses pembangunan candi ini diperkirakan memakan waktu puluhan bahkan ratusan tahun, melibatkan ribuan tenaga kerja, mulai dari arsitek, pemahat, hingga pekerja kasar. 

Material utama yang digunakan adalah batu andesit yang diambil dari sungai-sungai di sekitar lokasi. Teknik konstruksi yang digunakan sangat canggih untuk masanya, dengan sistem interlock (saling mengunci) antar batuan tanpa menggunakan perekat modern.

Setelah beberapa abad berdiri megah, Borobudur secara misterius ditinggalkan dan terlupakan. Keberadaannya tertutup oleh abu vulkanik dari letusan Gunung Merapi dan rimbunnya hutan tropis. 


--

Baru pada tahun 1814, seorang perwira Inggris bernama Sir Thomas Stamford Raffles menemukan kembali reruntuhan candi ini saat melakukan ekspedisi di Jawa. Sejak saat itu, upaya pembersihan dan pemugaran secara bertahap dilakukan untuk mengembalikan kejayaan Borobudur.

Candi Borobudur memiliki struktur yang unik dan kompleks, berbentuk punden berundak dengan denah dasar bujur sangkar. Secara keseluruhan, candi ini terdiri dari sembilan platform bertingkat, enam platform berbentuk bujur sangkar dan tiga platform berbentuk lingkaran di puncaknya. 

Di bagian atas terdapat stupa utama yang dikelilingi oleh 72 stupa kecil berterawang yang di dalamnya terdapat arca Buddha.

Arsitektur Borobudur tidak hanya indah secara visual, tetapi juga sarat dengan makna filosofis dan simbolisme Buddha Mahayana. Struktur candi merepresentasikan alam semesta dalam kosmologi Buddha, yang terbagi menjadi tiga tingkatan:

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan