6 Amalan 10 Hari Terakhir Bulan Puasa
Foto Ilustrasi. (Sumber Istockphoto.com)--
HARIANMUBA.BACAKORAN.CO - Tidak terasa Ramadhan sudah memasuki 10 hari terakhir. Tentu sebagai umat Muslim yang sangat berbahagia saat menyambut kedatangan bulan mulia ini dan menjalaninya dengan serangkaian amalan di dalamnya, kita menginginkan momen agung ini bisa dilalui dengan semaksimal mungkin.
Rasulullah saw sendiri diriwayatkan menjadikan 10 hari terakhir ini untuk lebih maksimal dalam beribadah. Dalam hadits riwayat Sayyidah ‘Aisyah disebutkan,
كَانَ رَسُوْلُ اللهً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِيْ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِيْ غَيْرِهِ
Artinya, “Pada malam sepuluh terakhir, Rasulullah saw (lebih) bersungguh-sungguh (untuk beribadah), melebihi kesungguhan pada malam yang lain.” (HR Muslim).
BACA JUGA:Listrik Byarpet Dipastikan Berkurang, Pj Apriyadi Tuntaskan Pengalihan Listrik MEP ke PLN
BACA JUGA:Waspada! Aksi Penipuan di Toko Emas Terekam CCTV, Tukar Emas Palsu dengan yang Asli
Sebab itu, berikut penulis sebutkan beberapa ibadah yang dianjurkan Rasul pada detik-detik terakhir sebelum Ramadhan berpulang.
1. Lebih Giat Qiyamullail Salah satu amal ibadah yang dianjurkan pada sepuluh terakhir di bulan Ramadhan adalah lebih giat lagi dalam beribadah di malam hari.
Artinya, pada setiap malam di bulan suci ini kita dianjurkan menghidupkan malam dengan beribadah, tapi begitu masuk sepuluh hari terakhir kita dianjurkan untuk lebih bersungguh-sungguh. Dalam satu hadits riwayat Sayyidah ‘Aisyah disampaikan,
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْلِطُ الْعِشْرِينَ بِصَلَاةٍ وصَوْمٍ وَنَوْمٍ، فَإِذَا كَانَ الْعَشْرُ شَمَّرَ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ
BACA JUGA:Ini Jumlah Bupati Baru, Jika Provinsi Sumatera Selatan Memiliki 25 Kabupaten/Kota
BACA JUGA:Ini Pesan yang Disampaikan Ratu Dewa Kepada Orang Tua, Saat Menyerahkan Bansos
Artinya, “Dari ‘Aisyah ra, dia berkata, ‘Pada 20 hari yang pertama (di bulan Ramadhan), Nabi saw biasa mengkombinasikan antara shalat, puasa dan tidurnya. Namun jika telah masuk 10 hari terakhir, beliau bersungguh-sungguh dan mengencangkan sarungnya (menjauhi istri-istrinya).” (HR Ahmad).
Ungkapan ‘mengencangkan sarung’ pada hadits di atas adalah bahasa kiasan yang menunjukkan Nabi mengurangi tidur bersama istri pada malam 10 hari terakhir Ramadhan demi lebih banyak beribadah.