Waduh, Dua Hari Lahan Gambut di Desa Kayu Labu OKI Terbakar, Sudah Seluas 5 Hektar

Berjibaku, Tim Satgas Karhutla Berjibaku Padamkan Api (Foto Ist).--

Dikatakan Edi, sumber air dalam pemadaman yaitu kanal-kanal. Untuk peralatan berupa Mesin Pompa Mini striker 1 unit. Mesin Pompa Mark 3 1 unit. Lalu Mesin Robin : 1 unit. 

Kemudian untuk kendaraan yaitu menurunkan kendaraan roda 2 sebanyak 5 unit. Kendaraan roda 4 Triton sebanyak 1 unit. Semua personel gabungan berjibaku memadamkan hingga bisa padam. 

Diberitakan sebelumnya, pada Agustus 2024 ini sudah beberapa kecamatan terjadi karhutla. Karhutla yang terjadi adalah lahan gambut yang memang rawan terbakar. 

Lalu, apabila sudah terbakar untuk padamnya sulit dan mudah sekali menjalar sehingga meluas. 

Terkait dengan karhutla yang terjadi ini, personel Manggala Agni Sumatera Daops XVII/OKI tetap masih melakukan pencegahan karhutla dengan patroli mandiri, terpadu dan patroli bersama. 

"Personel Manggala Agni OKI untuk patroli mandiri, terpadu dan bersama masih terus dilakukan khususnya di wilayah yang rawan karhutla," ujar Kepala Manggala Agni Sumatera Daops XVII/OKI, Edi Satriawan SP. 

Dijelaskan Edi, adapun lokasi patroli mandiri personel Manggala Agni pada hari ini Jumat 30 Agustus 2024 yaitu di Desa Air Rumbai, Kecamatan Pangkalan Lampam. 

Lalu, di Desa Kayulabu, Kecamatan Pedamaran Timur dan di Desa Sungai Tepuk, Kecamatan Sungai Menang. 

"Tiga lokasi Desa di tiga Kecamatan itu dilakukan patroli mandiri oleh personel karena rawan karhutla. Apalagi banyak lahan gambutnya," terang Edi, saat dikonfirmasi SUMEKS.CO, Jumat 30 Agustus 2024.

Masih dikatakan Edi, selain patroli mandiri juga dilakukan patroli terpadu dalam pencegahan. Yaitu patroli terpadu di Desa Deling, Kecamatan Pangkalan Lampam dan Desa Jejawi, Kecamatan Jejawi. 

"Patroli terpadu ini bukan hanya personel Manggala Agni saja tetapi bersama-sama dengan TNI, Polri, BPBD dan lainnya," jelasnya. 

Lanjutnya, untuk patroli bersama dilakukan ke lokasi Desa Pangkalan Lampam, Kecamatan Pangkalan Lampam. Patroli bersama ini melibatkan Masyarakat Peduli Api (MPA). 

"Melalui patroli bisa diketahui kerawanan karhutla. Juga diketahui tingkat kemudahan terbakar di lapisan atas permukaan tanah dalam kategori tinggi atau tidaknya," beber Edi. 

Dia menambahkan, patroli yang dilakukan menunjukan tingkat kerawanan masih tinggi jika dilihat dari kondisi cuaca. (*)

Tag
Share