14 Anak Disabilitas dari SLB Ikuti Program Lisensi Bidang Keahlian Tata Boga
Kasi Kurikulum dan Peserta Didik Pendidikan Khusus Layanan Khusus, Dr Kencana Sari MPd (foto Reno).--
HARIANMUBA.BACAKORAN.CO – Sebanyak 14 anak disabilitas dari beberapa Sekolah Luar Biasa (SLB) di Provinsi Sumatera Selatan ikuti program lisensi atau sertifikasi bidang keahlian tata boga.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Sumatera Selatan melalui Kasi Kurikulum dan Peserta Didik Pendidikan Khusus Layanan Khusus, Dr Kencana Sari MPd di Hotel Beston, Palembang, Jumat 26 April 2024.
Kepada awak media ia menuturkan bahwa tahun ini ada 14 anak disabilitas dari empat kabupaten yang mengikuti program dari Direktorat Pendidikan Masyarakat Pendidikan Khusus (PMPK) yang dilaksanakan oleh Disdik Provinsi Sumsel.
“Dari seluruh siswa SLB se-Sumsel ini ada kurang lebih 14 anak yang ikut lisensi keahlian Tata Boga. Mereka berasal dari SLB yang ada di Kabupaten Ogan Ilir, Musi Rawas, Banyuasin, dan Kota Palembang,” jelasnya.
BACA JUGA:Kocak, Saat Diamankan Jukir Liar Depan Indomaret Nangis
BACA JUGA:9 Manfaat dan Khasiat Tanaman Serai, Yuk Simak Ada Apa Saja!
Menurutnya, jumlah tersebut memang terkesan minim dikarenakan tingkat partisipasi pendidikan anak disabilitas yang ada di Sumatera Selatan yang masih rendah.
“Dari 3000 lebih anak disabilitas hanya 2 persen saja yang sekolah. Dan dari jumlah tersebut cuma belasan anak yang memiliki keahlian Tata Boga. Sisanya menggeluti bidang lain seperti memasak, teknisi dan lain sebagainya,” ungkap mantan Kasi SMA Disdik Sumsel ini.
Ia menambahkan, nantinya setelah mendapatkan sertifikasi keahlian anak-anak tersebut akan dibantu untuk mendapatkan pekerjaan dalam bidang keahliannya.
“Kita sudah ada Mou dengan perusahaan dan dinas terkait agar bisa memberikan kemudahan penyerapan tenaga kerja anak disabilitas,” tambahnya.
Selanjutnya Kencana mengaku bahwa Disdik Sumsel saat ini masih banyak kekurangan tenaga pengajar di sekolah-sekolah luar biasa. Ia menerangkan bahwa pihaknya telah merekrtut tenaga-tenaga profesional untuk mengisi kekurangan tersebut.
“Tenaga pengajar kita sekarang tinggal 30 persen lagi, jika tahun depan ada yang pensiun maka jumlah kekurangan tersebut akan semakin bertambah. Untuk menutupi hal tersebut Disdik Sumsel sudah merekrut tenaga-tenaga profesional,” terangnya.
Saat disinggung mengenai solusi lain untuk mengisi kekurangan tenaga pengajar, Disdik Sumsel sudah melakukan beberapa hal. Diantaranya mendorong universitas untuk membuka Program Studi Pendidikan Luar Biasa.
“Memang kita akui di Sumatera Selatan belum ada universitas membuka Program Studi Pendidikan Luar Biasa. Kami sudah beberapa kali berdialog dengan Universitas Sriwijaya untuk mendorong mereka membuka program studi tersebut,” tutupnya. (*)