Sambungnya, dalam hal pemadaman karhutla sering terkendala. Baik sumber air ataupun menuju lokasi karhutla atau medan menuju kepala api nya. Yaitu jarak yang bervariatif.
Terutama lahan gambut yang sulit dipadamkan dan lokasi atau kawasan yang jauh dari akses.
"Hari ini petugas gabungan masih berusaha melakukan pemadaman. Semoga api padam dan tidak meluas," ucapnya.
Dijelaskan Nova, untuk peristiwa karhutla yang terjadi di Rambai, Kecamatan Pangkalan Lampam terjadi, Selasa 20 Agustus 2024 kemarin. Lahan milik masyarakat dengan luasan yang cukup luas yaitu 3 hektar.
"Karhutla di Desa Rambai yang terjadi kemarin dan api masih belum padam betul, jadi masih terdapat asap. Jadi untuk hari ini masih dilakukan pendinginan," ungkap Nova.
Kemudian, lanjut dia, untuk lokasi karhutla yang juga terjadi yaitu terdapat di Desa Penyandingan, Kecamatan Tulung Selapan. Lahan yang terbakar ini juga merupakan milik masyarakat.
Adapun luasan lahan yang terbakar tidak begitu luas. Yaitu dengan luasan 20x20 meter. Lokasi karhutla ini juga telah selesai dipadamkan.
Nova menegaskan, karhutla juga kembali terjadi pada hari ini Rabu, 21 Agustus 2024 yaitu di Desa Menang Raya, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten OKI.
"Karhutla di Desa Menang Raya ini terjadi siang tadi. Saat ini petugas gabungan yang terdiri dari personel Manggal Agni, TNI, Polri, serta petugas BPBD OKI dan MPA masih berjibaku melakukan pemadaman api," terangnya.
Lanjut Nova, lahan yang terbakar di Desa Menang Raya ini untuk luasannya masih belum dipastikan. Tetapi seperti cukup luas dan masih dilakukan pemadaman.
"Pemadaman di Desa Menang Raya ini dilakukan oleh personel gabungan. Dengan terbakar tujuan api bisa dikuasai dan dipadamkan sehingga tidak menjalar ke lokasi lainnya," beber Nova.
Ditambahkan Nova, untuk lokasi karhutla yang terjadi ini merupakan jenis tanah gambut dan memang rawan terbakar di musim kemarau. Apabila sudah ada api akan menjalar sehingga meluas. (*)