Marthinus menambahkan, Sumsel menjadi salah satu wilayah fokus BNN RI karena perannya sebagai pintu masuk bagi penyelundupan narkoba selain wilayah Kalimantan. Dengan akses dari negara-negara tetangga yang mudah, Sumsel berpotensi menjadi jalur distribusi yang perlu pengawasan ketat.
“Kami terus berupaya meningkatkan penindakan dan pencegahan di daerah-daerah strategis, termasuk Sumsel,” paparnya.
Selain Pj Gubernur dan Kepala BNN, sejumlah pejabat tinggi turut hadir dalam acara tersebut, termasuk Deputi Pemberdayaan Masyarakat BNN Irjen Pol Drs. Heri Maryadi, Deputi Hubungan Kerjasama BNN Irjen Pol. Agus Irianti, SH., M.Si., MH., Ph.D, Deputi Pemberantasan BNN Irjen Pol. I Wayan Sugiri, SH., S.I.K., M.Si, serta Plt. Deputi Rehabilitasi Brigjen Pol. Farid Amansyah, Sp.PD.
Kepala Kepolisian Daerah Sumsel, Irjen Pol Andi Rian R. Djajadi, S.I.K., MH., juga hadir dalam pertemuan tersebut bersama Ketua Pengadilan Tinggi Agama Palembang Dr. H. M. Sutomo, SH., MH., dan Asisten Tindak Pidana Umum yang mewakili Kejaksaan Tinggi Sumsel, Wahyudi, SH., M. Hum.
Dalam diskusi yang berlangsung, para pejabat turut membahas kesiapan fasilitas rehabilitasi bagi para pengguna narkoba di Sumsel. Elen mengakui bahwa pusat rehabilitasi di wilayah Sumsel masih terbatas dan membutuhkan dukungan lebih lanjut dari BNN RI.
“Kami telah berdiskusi tentang bagaimana memaksimalkan fasilitas rehabilitasi di Sumsel, yang saat ini masih terbatas dan memerlukan pengembangan,” tambah Elen. Diharapkan dengan adanya dukungan dari BNN, upaya rehabilitasi dapat ditingkatkan untuk menangani para pengguna narkoba secara lebih efektif.
Acara ini merupakan bagian dari upaya Pj Gubernur dan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan untuk memperkuat kolaborasi dalam melawan ancaman narkoba yang terus meningkat di Indonesia. Kegiatan ini juga menegaskan komitmen Sumsel dalam pencegahan, penindakan, serta rehabilitasi narkoba demi terciptanya masyarakat yang lebih sehat dan aman. (*)