Drama Musikal Legenda Pulau Cinta Hibur Ratusan Penonton di Palembang

Suasana Pergelaran drama musikal legenda cinta di halaman museum SMB II Palembang (Foto Ist).--

Sembilan penari disabilitas dengan penuh semangat dan ekspresi membawakan tarian pembuka, diiringi oleh satu penari lain yang berada di belakang mereka.

Penampilan para penari disabilitas ini tidak hanya indah dan menyentuh hati, tetapi juga menunjukkan bahwa keterbatasan fisik tidak menjadi halangan untuk berkarya dan menunjukkan bakat.

Tepuk tangan meriah dari para penonton menggema di seluruh ruangan, memberikan semangat dan apresiasi kepada para penari.

Lebih menarik lagi, pertunjukan ini dipandu oleh seseorang yang menggunakan isyarat untuk menyampaikan informasi kepada para penonton. Hal ini menunjukkan inklusivitas dan komitmen panitia untuk melibatkan semua pihak dalam pertunjukan ini.

Adegan ini menampilkan kedatangan Tan Bun An, seorang pemuda tampan dari Tiongkok, yang disambut hangat oleh pamannya di Palembang. Kedatangan Tan Bun An menandai dimulainya kisah cinta yang rumit dan penuh lika-liku dengan Siti Fatimah, gadis cantik asal Palembang.

Ketika di Palembang Tan Bun An bertemu pandang dengan seorang gadis Palembang bernama Siti Fatimah(diperankan oleh Shellyna Salsabila). Pandangan pertama itu membuat perasaan Tan Bun An  (diperankan oleh Erick Pirselly) menjadi tak karuan. Begitu pula dengan Siti Fatimah.

Melihat kelakuan Tan Bun An seringkali dia diolok-olok oleh pengawalnya (diperankan oleh Juanda). Paman Tan Bun An pun ikut heran dengan prilaku keponakannya ini. 

“Hayya, sepertinya oe terkena penyakit cinta. Ini bahaya. Orang bisa bunuh diri gara-gara cinta,” kata Paman Tan Bun An yang diperankan oleh Yussudarson Sonov.

Karena takut akan terjadi apa-apa Singkat cerita, Paman Tan Bun An segera melamar Siti Fatimah. Kehendak berjawab, lamaran diterima oleh Abah Siti Fatimah dengan mahar tujuh guci emas yang akan dikirim dari Tiongkok.     

Ketika menunggu kiriman ditampilkan pula pertunjukan Barongsai dan Wushu. Puncaknya, Tan Bun An sangat kecewa dan emosi melihat asinan sawi  di dalam guci emas. 

Diapun membuang guci-guci emas tersebut. Namun pada guci ke tujuh, dia terpeleset, dan ternyata di bagian bawah guci adalah emas.  

Tanpa pikir Panjang Tan Bun An segera terjun ke sungai musi. Dia bermaksud ingin mengambil emas yang telah dia buang bersamaan dengan enam guci emas tersebut. Namun, malangnya, dia tidak kembali lagi ke permukaan. 

Melihat kejadian tersebut, Siti Fatimah pun menyusul Tan Bun An, dan juga tak kembali lagi.  

Tinggalah Abah (diperankan oleh Imansyah dan Ebok (diperankan oleh Isnayanti Syafrida yang menangis histeris melihat anak  dan calon menantunya yang  menghilang ditelan Sungai Musi. 

Drama musikal yang berdurasi lebih kurang 90 menit ini didukung oleh Vebri Al Lintani (Penulis Naskah), Amir Hamzah (sutradara), Syawal (artistik), Rio Saputra (penata musik), Yayasan dan Sanggar Dinda Bestari,  dan Komunitas Seniman Tari Kota Palembang (Kasta). Dan 50 orang seniman tari lainnya. (*) 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan