Bantu Majukan Budaya Indonesia di LN, 3 WNA Ini Dapat Penghargaan

3 WNA RFaih Penghargaan (Foto JPNN).--

KORANHARIANMUBA.COM - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memberi apresiasi dan penghargaan kepada tiga warga negara asing (WNA) yang ikut memajukan budaya Indonesia di luar negeri. 

Ketiga WNA yang menerima penghargaan dari Kemendikbudristek di malam puncak Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) Tahun 2024 yang berlangsung di Jakarta pada Selasa 17 September 2024 tersebut, yaitu Andrew Timar, Marianna Zofia Lis, serta Boi Akih. 

Ketiga nama tersebut dinilai Kemendikbudristek memiliki apresiasi dan kecintaan pada kebudayaan Indonesia yang diwujudkan dalam dedikasi mereka dalam berkarya dan memperkenalkan budaya Indonesia di negaranya masing-masing.

Berikut profil ketiga WNA yang meraih penghargaan AKI 2024: Penyebar Nada Gamelan di Kanada Andrew Timar, seorang berkewarganegaraan Kanada yang berprofesi sebagai seniman, komposer, dan pengajar.

BACA JUGA:Minta Seluruh ASN di Empat Lawang Jaga Netralitas

BACA JUGA:Siap-Siap Pendaftaran PPPK 2024, Ada Info Terbaru dari BKN  

Ketertarikannya pada musik budaya Indonesia telah terbentuk lama sejak tahun 1970.

Sepanjang kariernya, Timar fokus dan paling dikenal sebagai pemain suling Sunda dalam Evergreen Club Contemporary Gamelan (ECCG) di Toronto. 

Melalui grup ECCG, Timar aktif mempopulerkan kesenian Indonesia, hingga tampil pada berbagai pertunjukan di Kanada dan luar Kanada.

Timar juga diketahui mengajar di berbagai perguruan tinggi serta mempresentasikan karyanya terkait seni Indonesia di beragam festival.

Timar bekerja sama dengan KBRI menyelenggarakan kegiatan promosi budaya Indonesia, seperti workshop gamelan, termasuk pengiriman gamelan untuk sekolah di Toronto, Kanada. 

Seni Wayang yang Terus Berkembang di Polandia Seni wayang dan makna filosofinya ternyata mampu membuat seorang wanita Polandia bernama Marianna Zofia Lis terpikat untuk mendalaminya. 

Marianna menekuni keahlian sebagai peneliti wayang, teater dalang Indonesia, pemain gamelan, serta penerjemah karya sastra Indonesia. 

Marianna menjadi penulis monograf pertama dan satu-satunya mengenai wayang kulit tradisional maupun kontemporer di Polandia. Ketertarikan Marianna menelaah seni wayang kulit dan pedalangan telah digelutinya selama 18 tahun. Kecintaan Marianna pada wayang kulit dan pedalangan ditularkannya pula pada sejumlah murid sekolah di Polandia melalui berbagai pertunjukan karawitan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan