“Saat itu terjadi, organisasi harus siap menjadi sorotan publik dan media.
BACA JUGA:Perketat Pengawasan Tenaga Kerja Asing, Kemenkumham Sumsel Gencar Operasi JAGRTARA
BACA JUGA:Masuki Tahapan Pendaftaran Pencalonan Pilkada Serentak 2024, Polres Siagakan 150 Personel
Sehingga harus siap juga mempertaruhkan reputasi, hasilnya ditentukan oleh penanganan krisis,” jelasnya.
Peran humas adalah menyampaikan informasi secara cepat dan tepat, mengelola persepsi publik, serta menjaga kepercayaan pemangku kepentingan.
“Menjadi krusial di tengah situasi krisis, sebab tanpa komunikasi yang efektif, krisis dapat membawa kerugian jangka panjang bagi organisasi,” paparnya.
Sementara Kabid Layanan E-Government Diskominfo OKI, Muttaqin Syarif S.Kom M.Kom memaparkan tentang pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan komunikasi lembaga publik.
“Banyak sekali tool yang dapat digunakan oleh lembaga untuk memaksimalkan komunikasi publik, baik itu perangkat pengolah data, gambar maupun video.
Pemanfaatan teknologi ini membantu tugas kita sehari-hari,” jelas Takin.
Salah satu tool yang dapat digunakan untuk mengukur persepsi publik terhadap lembaga diantaranya google review.
“Review yang ditulis masyarakat di Google atau aplikasi lainnya itu jadi parameter untuk mengukur persepsi publik terhadap lembaga kita.
Sehingga kita bisa aware terhadap isu-isu yang berkembang dan dapat diantisipasi,” ungkapnya.
Perkembangan teknologi yang massif terang Takin akan memberi dampak positif dan negatif.
“Dampak positifnya pekerjaan kita jadi lebih mudah, sementara dampak negatifnya antara lain terciptanya era disrupsi informasi yang mendorong munculkan kejahatan ciber.
Misalnya judi online, hoax, fishing dan lainnya,” terang Takin.
Diharapkan materi yang disampaikan bisa meningkatkan kemampuan personel Polres OKI dalam menangani isu-isu komunikasi dan media sosial yang krusial bagi instansi kepolisian.