Keluhkan Sulitnya Dapatkan Tabung Gas LPG 3 Kg, Terpaksa Beli Eceran Seharga Rp 45 Ribu

"Di hari lubur Natal kemarin SPBE sempat buka. Artinya terkait distribusi dari Agen ke pangkalan harusnya nggak ada masalah. Kita ada 4 agen, dan kami cek dan semua menyalurkan alokasi hariannya ke masing-masing pangkalan. Gak ada hambatan," tegas Nanda.

Penyebabnya tegas Nanda, karena masih banyaknya masyarakat yang seharusnya tidak menggunakan LPG 3 Kg masih membeli LPG bersubsidi ini. Sehingga alokasi LPG untuk masyarakat miskin berkurang.

"Karena dari hasil pantauan kami dilapangan didapatkan banyak usaha-usaha yang tidak berhak menggunakan 3 Kg tapi masih menggunakannya. Contohnya usaha laundry dan restoran-restoran yang besar," tegasnya.

Nanda menegaskan, LPG 3 Kg hanya untuk masyarakat miskin saja. Ada 4 kategori yang berhak menggunakan elpiji 3 Kg, pertama rumah tangga, kedua UMKM, ketiga petani sasaran dan keempat nelayan sasaran.

"Diluar itu tidak boleh menggunakan LPG bersubsidi," tegasnya.

Namun pihaknya mengklaim, sudah melakukan langkah antisipasi, pada 25 Desember, 30 Desember dan 31 Desember sudah ada penambahan kuota LPG 3 Kg .

"Totalnya sekitar 9.000 tabung. Di tanggal 1 Januari kami juga ada penambahan," ungkapnya.

Sementara Asisten II Wali Kota Lubuk Linggau, Surya Dharma mengatakan hasil sidak yang dilakukan pihaknya di SPBE tidak mengalami kendala.

Surya membenarkan pada 25 Desember kemarin pihak Pertamina sudah melakukan penambahan alokasi lebih kurang 6 persen di Lubuklinggau. Bahkan hari ini juga menurutnya ada penambahan.

"Namun untuk menanggapi keluhan dari masyarakat tersebut kami melakukan sidak," jelasnya.

Ia memastikan, sebenarnya LPG 3 Kg itu tersedia, hanya saja ada oknum yang menengah keatas ada beberapa pedagang terutama pedagang makanan yang masih menggunakan gas 3 kg.

Ia berharap kedepan mereka dengan kesadarannya mau menggunakan gas yang non subsidi. (*)