Ngopi, Banyak Manfaat atau Menyimpan Resiko Tersembunyi

Ngopi--
KORANHARIANMUBA.COM, - Ngopi, bukanlah hal yang asing bagi kita semua. Minum kopi merupakan rutinitas setiap hari.
Namun, ada sisi lain, dari kebiasaan ini yang mungkin belum diketahui banyak orang.
Apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh setelah minum kopi di pagi hari?
Apakah benar bahwa kopi memberikan manfaat tak terbantahkan, atau justru menyimpan risiko tersembunyi yang bisa berdampak pada kesehatan?
Mengungkap kebenaran ini, artikel yang dilansir sumeks.co ini akan mengupas fakta-fakta menarik seputar kebiasaan yang sudah mendunia tersebut.
Aroma kopi yang menguar dari cangkir sering kali menjadi pengiring pagi yang menyenangkan.
BACA JUGA:Buah Ini Miliki Banyak Khasiat Saat Berbuka
BACA JUGA:Skuad Garuda, Ini Pemain Lokal yang Dipanggil Patrick Kluivert
BACA JUGA:Lakukan Kebiasaan ini, Dijamin Awet Muda
Sebagai sumber energi instan, kopi dikenal karena kandungan kafeinnya yang tinggi.
Kafein bekerja sebagai stimulan yang meningkatkan kewaspadaan dengan menghalangi adenosin, senyawa di otak yang menyebabkan rasa kantuk.
Efek ini sering kali menjadi alasan utama kopi begitu digemari di pagi hari.
Namun, ada fakta menarik bahwa efek peningkatan energi dari kopi sebenarnya bukan berasal dari kafein saja.
Proses tubuh dalam memetabolisme kopi turut memengaruhi tingkat hormon stres seperti kortisol.
Kortisol yang seharusnya diproduksi alami di pagi hari dapat terganggu oleh konsumsi kopi terlalu dini, sehingga tubuh menjadi lebih bergantung pada asupan kafein untuk merasa segar.
Selain itu, kopi juga mengandung senyawa asam yang cukup tinggi. Bagi beberapa orang, konsumsi kopi saat perut kosong bisa menyebabkan ketidaknyamanan seperti perut kembung atau nyeri ulu hati.
Kondisi ini terjadi karena kopi merangsang produksi asam lambung, yang jika berlebihan, dapat memicu iritasi pada dinding lambung.
Oleh karena itu, waktu konsumsi kopi memiliki peran penting dalam menentukan dampaknya terhadap tubuh.
Mengonsumsi kopi setelah makan pagi, misalnya, dapat membantu mengurangi risiko iritasi lambung dan memberikan energi yang lebih stabil.
Bicara soal energi, kopi sering dianggap sebagai penyelamat saat tubuh merasa lemas.
Namun, terlalu sering mengandalkan kopi justru dapat menciptakan efek sebaliknya.
Tubuh mulai membangun toleransi terhadap kafein, yang berarti dosis yang sama tidak lagi memberikan efek yang diinginkan.
Akibatnya, diperlukan konsumsi kopi dalam jumlah lebih banyak untuk merasakan manfaatnya.
Ketergantungan seperti ini tidak hanya membebani tubuh, tetapi juga bisa memengaruhi pola tidur.
Kafein yang dikonsumsi pagi hari mungkin tampak tidak berpengaruh pada malam hari, tetapi efek residu kafein dalam tubuh bisa mengganggu siklus tidur dan membuat tubuh tidak beristirahat dengan optimal.
Selain dampaknya pada energi dan pencernaan, kebiasaan minum kopi juga memiliki kaitan erat dengan kesehatan jangka panjang.
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kopi dalam jumlah moderat, sekitar 2-3 cangkir per hari, dapat memberikan perlindungan terhadap beberapa penyakit kronis seperti diabetes tipe 2 dan penyakit hati.
Namun, manfaat ini sangat bergantung pada cara penyajian kopi.
Kopi hitam tanpa tambahan gula atau krim memiliki nilai kesehatan yang jauh lebih baik dibandingkan kopi dengan campuran pemanis buatan atau susu tinggi lemak.
Kebiasaan memilih bahan tambahan yang kurang sehat justru dapat mengaburkan manfaat kopi itu sendiri.